Minggu, Mei 31, 2009

Warnet, Pro dan Kontra

Saya menulis artikel ini karena saya telah merasakan salah satu damapk buruk warnet terhadapa kehidupan saya, kini telah banyak beredar di masyarakat, tidak hanya mahasiswa dan pengusaha atau orang- orang tertentu saja yang telah mengenal internet, tapi anak kecil dan ibu-ibu pun sekarang sudah mengenal teknologi internet. Hal ini sangat mungkin ditemui di kota seperti Jakarta. Dalam 1 kelurahan saja bisa terdapat lebih dari 3 warnet. Saat saya mengunjungi sebuah warnet dekat sekolah saya, saya sering melihat anak kecil seumuran kelas 2 SD bermain game online di warnet. di warnet yang sama, saya menemukan berbagai macam orang berada di satu warnet, ada pengusaha, ada negro ,bahkan pernah ada seorang kakek yang usianya sekitar 60 tahun meminta saya mengajarinya untuk membuka email, wah.. jujur saja, saya capek mengajarinya,klik mouse ajah masih gemetaran.. ckckck... Padahal saat itu saya kan sedang main game nge-LAN dengan teman2 saya,.

Tapi sudah lah, bukan itu yang mau saya bahas, yang ingin saya bahas adalah mengenai keberadaan warnet yang semakin ramai.. Saya pikir memang cukup asik membuka warnet sebagai usaha, yang penting ada modal, setelah itu hanya perlu jaga warnet doang dan bayar tagihan internet dan listrik tiap bulannya.
Mari sedikit berhitung, walau saya bukan penjaga warnet , tapi saya senang berhitung, hehe,,
Jika dalam 1 warnet ada 40 komputer, anggap ada 20 komputer yang selalu di isi oleh pelanggan tiap jam nya, dan taris per jam adalah Rp. 3000 ,maka dalam 1 hari penghasilan warnet tersebut adalah
= 20 x 24 x Rp. 3000 = Rp. 1.440.000
dalam 1 bulan warnet tersebut menghasilkan
= Rp 1.440.000 x 30 hari = Rp. 43.200.000
Anggap tagihan internet, listrik dan air adalah Rp. 3.000.000 per bulan dan uang makan dan lain-lain Rp. 4.000.000 , maka gaji bersih yang bisa di tabung adalah Rp. 36.200.000.
WAhh.. Jika per komputer hargany Rp. 7.000.000 maka dalam waktu 7 bulan, warnet tersebut akan balik modal.

Jadi, memang ga rugi,, tapi yang salah menurut saya adalah cara warnet dalam mendapatkan uangnya, sebagian besar warnet tidak peduli siapa pelanggannya, apakah masih dalam jam sekolah atau tidak, yang penting dapat pelanggan. Padahal ini adalah hal yang salah. Walaupun warnet sudah melarang pengguna untuk membuka situs porno, tapi game online yang menjadi daya tarik warnet telah membuat para penggunanya kecanduan, walau tidak semua pengguna begitu, tapi sebagian besar pecandu game online adalah anak sekolah. Sejauh pengamatan saya, saya belum pernah menemukan anak sekolah terutama yang seusia SD-SMP pecandu game online yang berprestasi dalam bidang akademis. Justru yang saya dapatkan adalah mereka yang bandel dan selalu melawan, Ada yang berani mengorbankan jam belajarnya di sekolah untuk bermain game online di warnet, ada yang menggunakan uang sekolahnya untuk main di warnet,, Wah,, yang pasti b anyak deh pelanggaran yang dilakukan oleh si pecandu game online demi untuk bisa terus bermain,,

PArahnya lagi, mereka tidak cuma bermain sendiri, biasanya mereka selalu mengajak teman-teman nya untuk ikut bermain agar lebih seru, temannya yang belum pernah main akhirnya ikut-ikutan main dan nilai akademik di sekolah menurun, bahkan tidak naik kelas??

Bagaimana sikap pemerintah terhadap hal ini??
Sepertinya tidak ada upaya yang dirasakan, game online ini bisa saja menurunkan prestasi anak-anak sekolah. Seorang yang nilainya baik di sekolahnya, bisa saja nilainya menurun karena pikirannya selalu dialihkan ke game online.

Bagaimana menurut kalian??
Apa yang seharusnya dilakukan??

Kalau menurut pendapat saya, lebih baik kalau pengguna warnet dibatasi,
misalnya, pengunjung yang usianya 17 tahun ke atas diperboleh kan bermain semau mereka dan yang berada di bawah 17 tahun, sebaiknya harus diawasi orang tua agar dapat bermain.

Saya berpendapat seperti itu karena sering sekali saya temui anak-anak sudah mengenal game online dan banyak sekali yang berada di warnet pada jam sekolah. Jika mereka menggunakan jasa warnet untuk pembuatan tugas sekolah, itu bukan masalah tapi bagaimana jika mereka menggunakannnya untuk hal yang hanya menyia-nyiakan waktu belajar mereka, padahal Indonesia mengharapkan negara yang maju, tetapi anak-anak sekolah dibiarkan begitu saja seperti tidak ada kepedulian dari pihak pemerintah maupun pihak pengelola warnet..

Semoga saja untuk ke depannya, Ada kebijakan pemerintah untuk penggunaan warnet.
Bagia kalian yang ingin memberikan komentar, silahkan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar